Notification

×

Iklan

Iklan

Disbun Sulbar Gelar Rakortek Perbenihan dan Rencana Pengembangan Tanaman Perkebunan 2026

Kamis, 27 November 2025 | 14:03 WIB |

Disbun Sulbar Gelar Rakortek Perbenihan dan Rencana Pengembangan Tanaman Perkebunan 2026 (foto frd/Hkm) 

KabarDesa. C. O. ID. SULBAR--Dinas Perkebunan Daerah Sulawesi Barat (Sulbar) menggelar Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek) Perbenihan dan Rencana Pengembangan Tanaman Perkebunan, di Aula Pertemuan Hotel Aflah, Mamuju, selama dua hari mulai tanggal 25 sampai 26 November 2025.


Rakortek dihadiri oleh Perwakilan Dinas Perkebunan yang membidangi perkebunan dari enam kabupaten di Sulbar serta beberapa pelaku usaha perbenihan. 


Kegiatan tersebut dibuka secara langsung oleh Plt Kepala Dinas Perkebunan Sulbar, Muh. Faizal Thamrin didampingi Sekertaris Dinas Perkebunan Sulbar Andi Sitti Kamalia. 


Setelah acara pembukaan, Plt. Kepala Dinas Perkebunan Sulbar memberikan paparan tentang Arak kebijakan dan Program Prioritas Pembangunan Perkebunan Sulbar.


"Pertumbuan ekonomi Sulbar pada triwulan III berkisar 5,83% melampaui target nasional. Sektor pertanian menjadi penyumbang terbesar dengan nilai 47.80% di triwulan III 2025," ungkap Faizal.


Menurut Faizal, salah satu upaya Pemprov Sulbar dalam meningkatkan perekonomian di Sulbar dengan melakukan intervensi pada bidang pertanian, khususnya perkebunan melalui pemberian bibit kakao siap tanam dengan target lebih kurang 1,7juta batang pada tahun 2025.


"Peningkatan ekonomi Sulbar di bidang pertanian khususnya perkebunan diintervensi dengan pengadaan bibit kakao siap tanam sejumlah 1.7 juta bibit kakao oleh Bapak Gubernur Sulbar Suhardi Duka," imbuh Faizal.


Pelaksanaan rakortek ini bertujuan agar dapat menyatukan pendapat dan pandangan mengenai kondisi perbenihan dan pengembangan tanaman perkebunan ke depan, 


Karena pada tahun 2026 pemerintah pusat memberikan alokasi yang besar terhadap pemenuhan kebutuhan bibit tanaman perkebunan di Sulbar sesuai dengan wilayah-wilayah potensi dan strategis untuk pengembangan perkebunan dari hulu hingga hilir. 


Semua ini sejalan dengan Misi Pertama Gubernur dan Wakil Gubernur Sulbar, Suhardi Duka - Salim S. Mengga, yaitu mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan. 


Sementara itu, Muliadi selaku Kepala Bidang Perbenihan dan Produksi Dinas Perkebunan Sulbar mengungkapkan bahwa saat ini perkebunan Sulbar mendapatkan perhatian  besar, baik Gubernur Sulbar melalui visi misinya maupun dari Pemerintah Pusat dengan program hilirisasi komoditas perkebunan unggulan.


"Dengan demikian, kita perlu bekerja lebih keras lagi, bersinergi dan kolaborasi dalam membangun perkebunan di Sulbar, baik dari tingkat pusat, provinsi dan kabupaten," tegas Muliadi.


Pada tahun 2026, melalui Program Presiden Prabowo Subianto serta hasil koordinasi Gubernur dan Wakil Gubernur Sulbar, Sulbar mendapatkan alokasi pengembangan kakao dan kopi yang cukup besar dari Kementerian Pertanian RI. 


Selain itu, melalui dana APBD Provinsi Sulbar, Dinas Perkebunan mengalokasikan pengembangan Aren dan Pala serta tetap mensupport pengembangan kakao dan komoditas unggulan lainnya. 


"Hal ini sesuai dengan arahan Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur Sulbar dalam rangka pelaksanaan Misi untuk mewujudkan Visi Sulawesi Barat Maju dan Sejahtera," ucapnya.


Yakub Ginting dari Direktorat Tanaman Semusim dan Tahunan Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian RI yang berkesempatan memberikan arahan via daring pada rakortek tersebut menyampaikan bahwa pada tahun 2026.


Sulbar mendapatkan alokasi pengembangan tanaman kakao sebanyak 40.200 Hektar dan 6.200 Hektar untuk pengembangan tanaman kopi. 


Olehnya, ia menegaskan, pemerintah daerah harus segera menyiapkan calon penerima dan calon lokasi untuk pengembangan tanaman kakao dan kopi tersebut yang akan dilaksanakan pada tahun 2026. 


Yovita dari Direktorat Perbenihan, Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian RI yang turut diundang via daring/zoom meeting juga memberikan arahan pada rakorteknis tersebut membenarkan informasi bahwa pada tahun 2026.


Sulbar akan mendapatkan alokasi bantuan benih kakao sebanyak 40.200.000 benih kakao untuk pengembangan kakao seluas 40.200 Hektar serta 6.200.000 benih kopi untuk pengembangan tanaman kopi seluas 6.200 Hektar.

 

"Saat ini, proses persemaian benih kakao dan kopi sedang disiapkan di beberapa penangkar," ungkap Yovita.


Pada sesi pemaparan potensi pengembangan tanaman perkebunan dan diskusi, masing-masing perwakilan dinas yang mebidangi perkebunan dari enam kabupaten menyatakan komitmennya untuk menyiapkan Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) dan segera melakukan konsolidasi dan koordinasi di tingkat di kabupaten masing-masing. 

×
Berita Terbaru Update