![]() |
| Anggota DPR RI Ajbar saat sosialisasi Empat Pilar di Hadapana Mahasiswa Yogyakarta. (foto As/Hkm) |
KabarDesa.. co. id YOGYAKARTA--Yogyakarta – Anggota MPR RI Ajbar kembali bertemu dengan para mahasiswa Sulawesi Barat yang menempuh pendidikan di Yogyakarta melalui kegiatan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan. Pertemuan berlangsung di Asrama Mahasiswa Sulbar Todilaling dan dihadiri puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Pelajar.
Dalam kesempatan tersebut, Ajbar menekankan bahwa mahasiswa memegang posisi strategis sebagai kelompok terdidik yang memiliki kemampuan analitis, kreativitas pemikiran, serta kedekatan dengan realitas sosial. Karena itu, katanya, mahasiswa harus hadir sebagai bagian dari solusi, bukan justru menjadi sumber masalah.
“Mahasiswa adalah generasi yang kita harapkan membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Kalian bukan penonton sejarah, tapi pelaku utama di dalamnya,” ujar Ajbar.
Ia menambahkan, mahasiswa adalah motor penggerak perubahan positif dalam bidang pendidikan, pemberdayaan sosial, dan pengabdian masyarakat. Peran ini, kata Ajbar, harus ditunjukkan melalui karya, gerakan intelektual, dan kesediaan turun langsung menjawab kebutuhan masyarakat.
Selain itu, mahasiswa juga memiliki fungsi penting sebagai social control terhadap kebijakan publik dan kekuasaan. Ajbar menegaskan bahwa kritik adalah bagian dari cinta terhadap negeri.
“Kritik itu perlu. Kritik itu sehat. Dari kritik lahir inovasi dan pembaruan. Yang terpenting: kritik disampaikan dengan data, argumentasi, dan tujuan memperbaiki,” tegasnya.
Di hadapan para peserta, Ajbar juga mengingatkan bahwa mahasiswa adalah penjaga nilai-nilai kebangsaan, termasuk Pancasila dan UUD 1945. Namun, katanya, nilai kebangsaan bukan hanya dihafal tetapi harus dihidupkan dalam tindakan nyata, lewat sikap toleransi, gotong royong, persaudaraan, dan semangat menjaga persatuan.
Pertemuan ini ditutup dengan dialog terbuka, di mana mahasiswa menyampaikan pandangan dan gagasan mereka terkait isu-isu sosial, pendidikan, dan pembangunan daerah. Suasana diskusi berlangsung aktif, kritis, dan saling menguatkan.
