![]() |
| Foto Ilustrasi Ojek online (Yul/Kabardesa.co.id) |
PROBOLINGGO, Kabardesa.co.id – Sebuah pesan penting tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial, khususnya di kalangan para ojek online di Probolinggo. Kisah seorang ojek online yang mengalami kesalahpahaman dengan istrinya kembali mencuri perhatian. Sang istri sempat mencurigai aktivitas suaminya, padahal ia hanya menerima satu orderan pada hari itu.
Peristiwa tersebut menjadi pengingat bagi para driver untuk terus menjaga komunikasi dan keterbukaan dengan pasangan. Mencari nafkah memang kewajiban, namun restu dan kepercayaan keluarga tetap harus menjadi prioritas.
“Kalau istri tidak mengizinkan ojek online, ya jangan dipaksakan. Rezeki sudah ada yang mengatur. Yang penting tetap amanah dan jujur. Jangan sampai ada drama hanya karena hal-hal sepele,” ujar salah satu akun di facebok inisial M
Salah satu penumpang Farida menegaskan, profesi ojek online bukan sekadar mengejar pendapatan. Lebih dari itu, para driver dituntut menjaga nama baik, tanggung jawab, serta keharmonisan rumah tangga. Jam kerja yang tidak menentu kerap menimbulkan kesalahpahaman apabila tidak diimbangi dengan komunikasi yang baik.
“Mohon untuk bapak-bapak ojek online, jadilah ojek online yang amanah. Kalau ada orderan, bilang. Kalau pulang terlambat, beri kabar. Biar tidak ada kecurigaan, keluarga juga tenang,” ucap Farida
Sementara itu, salah satu driver ojek online di Kota Probolinggo, Tomy, mengungkapkan bahwa situasi serupa sebenarnya sering terjadi.
![]() |
| Salah satu kata-kata penumpang |
“Akeh wes, mas, kejadian kayak gitu di grup. Istrinya cemburuan. Ada sing nganti HP-ne dibanting. Kadang di kolom komentar driver juga, biasanya sesama driver ngasih bintang 5 sambil bercanda ngerayu, ben gawe guyonan,” ujarnya.
Tomy berharap para ojek online dapat menjaga sikap profesional sekaligus menjaga keutuhan keluarga. Menurutnya, rezeki yang baik berawal dari kejujuran, keterbukaan, dan kepercayaan dalam rumah tangga.
Pesan ini diharapkan menjadi pengingat bersama bahwa mencari nafkah dan menjaga keharmonisan keluarga harus berjalan seimbang, agar tidak terjadi kesalahpahaman yang bisa merusak hubungan rumah tangga.
(Yu)

