Notification

×

Iklan

.

Iklan

.

Advetorial

Seharusnya Bupati Buteng Geser Pelaku Dugaan Pungli, Bukan Kader Potensial...!

| September 17, 2021 WIB
KABARDESA.CO.ID, BUTON TENGAH - Mutasi jabatan seperti yang tertuang dalam surat keputusan Bupati Nomor : 531 tahun 2021 tentang pengangkatan esselon II, pegawai administrator dan pengawas lingkup pemerintah Buton Tengah, Senin pekan lalu, yang dilakukan Bupati Buton Tengah, H. Samahuddin menyisakan cerita tersendiri bagi sebagian kalangan masyarakat seperti pemuda dan aktifis hukum yang juga politikus.

Rahmat karno, salah satu advokat kondang sulawesi tenggara yang merupakan putra daerah buton tengah, juga salah satu putra terbaik rumpun wambuloli menganggap, alasan pemindahan kader tersebut sangat tidak rasional. Padahal selama menduduki posisi tertentu mereka selalu bekerja profesional. 

Sebut saja Sekretaris Dinas DPMD yang juga menjabat ketua KNPI Buton Tengah, Firman Kasim dan Camat Mawasangka Timur, Hermansya. Kedua sosok tersebut merupakan kader yang memiliki sejumlah talenta dan prestasi untuk daerah. 

"Firman kasim beberapa kali berhasil membawa prestasi bagi program di desa, Hermasya berhasil mensukseskan HUT Buteng di Mawasangka Timur, mereka di Demosi hanya karena dugaan terdapat seseorang yang kami duga profokator tak mau melihat karir keduanya bagus" Jelas Rahmat Karno dikonfirmasi Jumat (17/09/2021). 

Politisi yang juga menjabat Ketua Perindo Buton Tengah ini menduga Informasi yang disampaikan oleh oknum ini kepada orang nomor satu Buteng tanpa melalui filter dan tanpa melakukan konfirmasi kepada mereka. 

"Mantan Camat Mawasangka Timur itu dikenal sangat dekat dengan tokoh pendidikan Sulawesi Tenggara yang juga putra daerah Buton Tengah yaitu Dr. Azhari. Saya bingung dengan beliau (Bupati) ini, kenapa mereka dipindahkan. Parahnyanya salah satu dari mereka diturunkan atau di Demosi jabatannya menjadi kepala bidang," ucapnya

Rahmat Karno, menambahkan mereka berdua merupakan sosok pemuda yang juga banyak berjasa dalam pemekaran Buton Tengah selain Bupati Buton, Umar Samiun pada saat itu.

Rahmat menjabarkan, sosok dua pemuda ini merupakan garda terdepan dalam memenangkan orang nomor satu Buteng tersebut. 

"Saya memang kaget. Padahal mereka ini orang yang 'berkeringat' pada pilkada lalu. Selain itu juga mereka profesional dan memiliki prestasi," sambungnya. 

Dalam kebingungannya, Rahmat Karno kemudian mengulik sedikit masalah yang ada di Buton Tengah tekait dugaan pungli yang dilakukan di Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (BKPSDM) beberapa waktu lalu oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. 

Rahmat coba membandingkan dengan masalah mutasi yang dilakukan orang nomor satu Buteng itu. 

"Saya tidak tau persis masalahnya apa. Tapi kalau persoalan diskusi politik saya kira itu wajar saja. Daerah ini (Buteng) pun berdiri karena berawal dari diskusi politik," katanya. 

"Lantas saya mau tanya sebenarnya, mana yang lebih parah diskusi politik atau dugaan pungli yang dilakukan oleh BKD beberapa waktu lalu. Kenapa bukan disana yang dirotasi atau bahkan diturunkan jabatannya," bingungnya. 

Tak sampai disitu, orang yang dipilih untuk untuk menggeser posisi kader tersebut (salah satu diantara mereka) adalah yang berdomisili diluar Buton Tengah. 

Diujung kalimatnya, Rahmat Karno yang juga putra daerah Buton Tengah itu berpesan kepada Bupati Samahuddin agar dalam setiap mengambil keputusan jangan pada saat lagi emosi. 

"Apalagi mendengarkan informasi sepihak,  yang mana sebentar lagi akan meninggalkan jabatannya. Masyarakat mengenang beliau dengan kesan positif, bukan kesan negatif," tutup Rahmat Karno.

Wartawan : Muhammad Shabuur
×
Berita Terbaru Update