Notification

×

Iklan

.

Iklan

.

Advetorial

Bocah Asal Desa Bapangi Sidrap ini Mendapat Bantuan dari Presiden

| Februari 26, 2020 WIB
KabarDesa.Co.Id, Sidrap - Aan Nur Pratama, seorang bocah kelas 5 SD asal Desa Bapangi, Kecamatan Panca Lautang, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel) harus bekerja sebagai buruh batu-bata untuk membiayai sekolah dan membantu ayahnya yang kini masih terbaring sakit.
Aan juga telah mendapat bantuan uang tunai sebesar Rp 15 juta dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu.
Lalu bagaimana kabar terbaru bocah 12 tahun asal Desa Bapangi, Panca Lautang, Sidrap, Sulawesi Selatan ini?
Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Wagub Sulsel), Andi Sudirman Sulaiman, mengunjungi rumah Aan, di Desa Bapangi, kecamatan Panca Lautang, Kabupaten Sidenreng Rappang, Kamis (12/3/2020).
Kedatangan Wagub Sulsel disambut Aan.
Andi Sudirman masuk ke dalam rumah Aan yang berdinding anyaman bambu.
Dia sempat melihat kondisi ayah Aan, Bakri, yang menderita kelumpuhan.
Andi sempat berbincang dengan Aan dan Bakri.
Andi Sudirman melihat kondisi Bakri sudah terlihat ada kemajuan.
“Kami datang untuk memastikan kondisi ayahnya, Alhamdulillah patah tulang punggung dideritanya sudah ada kemajuan. Sudah bisa bergerak kiri dan kanan dan jika kakinya disentuh sudah bisa membangunkannya jika sedang tidur,” kata Andi Sudirman dalam pernyataan tertulisnya.
Andi Sudirman mengatakan ayah Aan juga meminta dibuatkan sumur bor untuk rumah tangga.
“Kami juga berharap nantinya sumur bor ini bisa bermanfaat untuk keluarganya dan warga sekitar yang membutuhkan,” jelasnya.
Sejak lima tahun terakhir, bocah yang duduk di bangku kelas 5 SD ini harus menjadi tulang punggung keluarga.
Dia menjadi buruh batu bata menggantikan peran ayahnya yang lumpuh setelah mengalami kecelakaan kerja.
Aan telah menggantikan peran ayahnya menjadi buruh batu bata sejak kelas 1 SD, tepatnya 5 tahun lalu.
Aan pun menjadi tulang punggung keluarga.
Dia menjadi buruh batu bata menggantikan peran ayahnya yang lumpuh setelah mengalami kecelakaan kerja.
Sebelum dan sepulang sekolah, Aan merawat ayahnya yang lumpuh serta nenek buyutnya yang dipasung dalam rumah lantaran sudah renta ditemani neneknya yang juga penyandang disabilitas.
Tanggung jawab ini harus diemban oleh Aan lantaran ibunya meninggalkan keluarga setelah ayahnya lumpuh.
“Bulan April, ini sudah 6 tahun lamanya saya menderita lumpuh, saat kerja angkat bata, papan tempta saya berpijak patah sehingga saya jatuh ke lubang dan tertimpa batu bata, sejak itu saya tidak bisa berjalan, dokter bilang tulang belakang saya patah, tidak berapa lama istri meninggalkan saya bersama Aan,” kata Bakri seperti dikutip dari detikcom, Selasa(25/2/2020) lalu.
Ayahnya mengaku sedih melihat sang anak harus menggantikan perannya sebagai tulang punggung keluarga.
“Saya sedih pak, namun dia adalah anak berbakti, tidak pernah sekalipun mengeluh,”ungkapnya.
Usai merawat ayahnya ketika pulang sekolah, Aan pun mulai bergegeas menuju ke tempatnya bekerja sebagai buruh batu bata. Lokasinya berjarak kurang lebih 500 meter dari rumahnya dengan berjalan kaki.
Satu demi satu batu bata yang telah dicetak di tempatnya dibolak-balik agar cepat kering.
Pekerjaan ini telah dilakoninya sejak 5 tahun yang lalu.
Dalam sehari, Aan mengaku bisa mendapatkan uang antara Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu .
“Ndak capek, karena selalu ingat bapak yang sakit,saya mau cari uang untuk bapak, dan nenek , juga untuk beli obatnya,” ujar Aan. (*)
×
Berita Terbaru Update