Notification

×

Iklan

.

Iklan

.

Advetorial

Festival Organik Desa Sejahtera Astra di Paguyuban Tani Al-Barokah

| Desember 13, 2019 WIB
Kabar.Desa.Co.Id, Ketapang -  Pertanian konvensional, selama ini, menitikberatkan pada penambahan input kimia dalam sistem pengolahannya. Hal itu mengakibatkan lahan semakin terdegradasi dan biaya produksi semakin tinggi. Sementara pertanian organik muncul sebagai solusi untuk mengebalikan fungsi lahan dengan mengurangi efek kimia sintetis dalam dunia pertanian.

Karenanya, terdapat harapan akan peningkatan produksi pertanian secara berkelanjutan. Tentu saja, Keberhasilan petani-petani ini perlu disebarluaskan agar praktik-praktik budidaya dan konsumsi makanan organik makin berkembang di Indonesia. Mulai dari mengenalkan teknik budidaya, sertifikasi dan pemasaran hasil pertanian organik.
Alasan itulah yang menggerakkan Paguyuban Petani Al Barokah menggelar Festival Pertanian Organik pada 7 Desember 2019.  Namun, menurut Mustofa, ketua Paguyuban Petani Organik Al-Barokah, acara ini tidak saja ditujukan untuk memberi pemahaman atas teknik terbaru untuk mengelola bermacam-macam pertanian organik. 
Baginya dengan adanya rangkaian seminar ini, diharapkan terbangun motivasi di di kalangan masyarakat, termasuk bagi yang sudah bergabung di kelompok tersebut, untuk turut menyemarakkan pertanian organik. “Kami ingin meningkatkan kesadaran warga sekitar Al-Barokah untuk ikut bertani organik.Selain itu, acara ini punya tujuan agar memperkuat para petani Al-Barokah semakin tergerak untuk terus bertani organik.”
Dalam festival ini digelar Seminar dan Workshop Pertanian Organik, dengan mendatangkan narasumber dari Lembaga Sertifikasi Organik, petani sayur organik Merapi, serta anggota Paguyuban Petani Al-Barokah sendiri.
Penguatan motivasi bertani organik tidak hanya melalui penggiringan pemahaman masyarakat lewat sisi keuntungan, sebagaimana yang disampaikan dalam rangkaian seminar tersebut. Rangkaian acara ini, menurut Mustofa, dimaksudkan untuk mendorong para peserta agar mampu menjaga lingkungan melalui bertani organik. Dorongan tersebut disampaikan dalam rupa cerita keberhasilan praktik-praktik budidaya pertanian organik. Misalnya bagaiman aktivitas produksi pertanian tanpa telah berhasil menjaga kondisi tanah, di samping mampu meningkatkan pendapatan para petani.
Yang menarik, sebagai bagian dari edukasi awal masyarakat untuk memberdayakan lingkungan, panitian menggunakan strategi lain. Caranya dengan tidak menyediakan air minum berbotol plastik bagi para tamu dan pengunjung. “Dalam Festival ini kami sama sekali tidak menggunakan plastik. Makanan akan kami kemas dengan bahan-bahan lokal yang ramah lingkungan. Kami sama sekali tidak menyediakan minuman berbotol plastik. Kami harap pengunjung membawa botol minum sendiri, air minum tentu kami sediakan,” kata Mustofa.
Sambungnya, hal itu sebenarnya terkait kehendaknya agar masyarakat memehami pula dampak kehadiran sampah non-organik bagi kondisi alam mereka. sampah plastik itu kan lama penguraiannya. Dan itu mengganggu siklus struktur tanah dan lingkungan pertanian organik, lewat pencemaran plastik.”
Bukan itu saja. Dalam rangka memberi dorongan bertani organik, festival ini juga menghadirkan pameran dan bazaar produk-produk yang sehat dan ramah lingkungan. Peserta pameran berasal dari UKM-UKM Desa Ketapang serta beberapa pondok-pondok pesantren dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Bimo Santoso, perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, yang turut membuka festival dan bertindak sebagai keynote speaker, menyampaikan dukungan pikirannya. Menurutnya, masyarakat saat ini perlu mengolah lingkungan secara arif sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan. “Ketika kita bercerita bahwa lingkungan kita nggak sehat, jawabannya bagaimana kita menyehatkan bahan-bahan makanan kita. Ini PR pertamanya. Nanti ujungnya salah satunya pasti produk organik. Kita ngolah lahan, kalo nggak bener ngolahnya, kita dianggap bersyukur,” ujar Bimo di tengah pemaparannya.
Kehendak Paguyuban Tani Al-Barokah menanamkan visi bertani organik melalui festival ini nyata saja tak lepas dari dorongan PT. Astra International. Maklum saja, festival ini merupakan bagian dari program pengembangan Kawasan pedesaan dalam payung Desa Sejahtera Astra. Melalui festival ini, Paguyuban Tani Al-Barokah turut hendak menjadi role model bagi pengembangan potensi desa, khususnya bagi 645 desa mitra Astra lainnya dalam program tersebut. (*)
×
Berita Terbaru Update