Notification

×

Iklan

.

Iklan

.

Advetorial

Gerakan TMMD, Jalanan dan Masjid Di Soppeng Dibangun

| Oktober 25, 2019 WIB

KabarDesa.Co.Id, Soppeng - Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) yang ke-106 digelar di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Program ini telah memasuki hari ke-23 sejak dibuka pada Rabu (2/10).

Gerakan TMMD ini menyasar tiga kegiatan dalam pembangunan sarana dan prasarana vital untuk masyarakat yang melibatkan empat desa di dua Kecamatan. Yakni normalisasi aliran sungai, pengerjaan jalan, dan pembangunan masjid.



Ratusan anggota TNI dari berbagai Satgas berpakaian lengkap pun nampak tak asing terlihat di desa. Mereka menginap di rumah-rumah warga dengan mengangkat dari pemilik rumah yang ditumpanginya sebagai orang tua asuh.

Menyusuri objek TMMD ini, detikcom harus menggunakan motor khusus trail lantaran akses jalan ke lokasi dengan Medan terjal dan berbatu yang cukup sulit dilalui dengan kendaraan biasa.


Tiga desa terdampak perbaikan jalan, yakni, Desa Panincong, Tellu Limpoe, dan Patampanua yang merupakan wilayah Kecamatan Marioriawa yang pekerjaannya dikebut kini telah rampung dan bisa dilalui kendaraan.

Sementara itu, sejauh 4,6 km dari hulu Sungai induk Kawerang hingga ke hilir menuju Danau Tempe di Desa normalisasi aliran sungai kecil yang sejak puluhan tahun tidak lagi berfungsi kini dibuat lebar hingga 8 meter dibagian permukaannya. Terdapat 8 unit alat berat bekerja dengan panduan sejumlah anggota TNI berpakaian lengkap. Nampak proses pengerjaannya telah rampung hingga 85 persen.



Seperti Normalisasi aliran Sungai yang menjadi masalah puluhan tahun. Musibah banjir telah menjadi langganan tiap tahun disekitar lokasi ini ketika musim hujan, puluhan ribu hektar sawah mengalami gagal panen. Kondisi sebaliknya terjadi ketika musim kemarau tiba, yang mana kekeringan dengan tingkat dryland sangat tinggi, hingga sawah pun nganggur tidak mampu ditanami karena berharap turunnya hujan.

Petani pun mengaku hanya bisa menuai hasil dengan sekali panen saja setiap tahunnya.


"Kami disini kadang menanam padi hingga 3 kali dalam setahun, tapi hanya bisa panen sekali. Kadang padi sudah besar, tiba-tiba turun hujan dan tanaman tenggelam, akhirnya gagal panen," ungkap Supriadi saat ditemui di areal persawahan sekitar lokasi aliran sungai. (*)
×
Berita Terbaru Update